(Foto: hubpages)
"Penyakit ginjal diabetes pada awalnya tidak memberikan gejala dan sering tidak tersadari oleh pasien. Deteksi dini hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan urin, yaitu ditemukannya protein berlebih dalam urin," ujar dr Aida Lydia, SpPD-KGH dari RS Pondok Indah, seperti dikutip dari Health First, Sabtu (29/5/2010).
Ketika penderita diabetes sudah terkena ginjal, awalnya memang tidak menimbulkan gejala. Tapi jika terus terjadi maka akan timbul keluhan mual, tidak nafsu makan, lemas dan pucat akibat anemia.
Jika kondisi ini terus berlanjut, maka bisa menyebabkan pembengkakan pada tungkai, sesak napas bahkan bisa mengakibatkan kejang atau gangguan kesadaran pada orang tersebut.
"Seiring berjalannya waktu, kerusakan ginjal yang semakin berlanjut bisa mengakibatkan penurunan fungsi ginjal. Selain itu diabetes yang tak terkontrol juga akan menyebabkan gangguan pada berbagai sistem tubuh seperti persarafan berkemih, kondisi ini dapat mengakibatkan infeksi berulang ada saluran kemih," ungkap konsultan ginjal dan hipertensi ini.
Salah satu akibat yang cukup serius adalah terjadinya gagal ginjal yang mengharuskan seseorang melakukan cuci darah (dyalisis) atau transplantasi ginjal.
Walaupun komplikasi ini bisa terjadi kapan saja, tapi kondisi ini bisa dicegah dengan menerapkan diabetes terkontrol, cara yang bisa dilakukan adalah:
- Memantau diabetes dengan mengontrol kadar gula darah.
- Melakukan diet dengan baik dan mengonsumsi obat untuk diabetes, baik dalam bentuk oral ataupun suntik insulin.
- Mengontrol tekanan darah serta kadar lemak dalam darah (kolesterol) dengan baik.
- Menghindari obat, jamu atau suplemen tertentu yang dapat mempengaruhi atau memperberat fungsi dari ginjal.
- Menjalankan pola hidup sehat dengan tidak merokok serta berolahraga secara teratur.
sumber : http://info-gado-gado.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment